GradasiKetapang ,Dewan Pimpinan Daerah Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Ketapang akan menggelar Pagelaran Seni Budaya Melayu Ketapang pada 25–30 September 2025. Mengusung tema “Tak Hilang Adab dan Budaya Ditelan Zaman, Kita Bangun Tanah Kayong Bergandeng Tangan,” kegiatan ini menjadi ruang ekspresi sekaligus pelestarian budaya Melayu di tengah dinamika zaman.
Festival ini dirancang sebagai wadah bagi masyarakat untuk menikmati dan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan seni dan budaya. Mulai dari pertunjukan, lomba-lomba tradisional, hingga edukasi budaya, semuanya bertujuan untuk memperkuat jati diri lokal serta menumbuhkan rasa cinta terhadap nilai-nilai adat istiadat Melayu.
Salah satu kegiatan edukatif yang turut digelar tahun ini adalah lomba kepenulisan aksara tradisional, ditujukan untuk pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA. Lomba ini menjadi bagian dari upaya memperkenalkan kembali kekayaan literasi klasik yang pernah berkembang di wilayah Melayu.
Menurut Gusti Carma Dwi Husada, Koordinator Bidang Lomba dari MABM Ketapang, kegiatan ini dirancang sebagai media pembelajaran sejarah dan budaya lokal. “Kita ingin generasi muda mengenal lebih dalam warisan kebudayaan Melayu, tidak hanya melalui seni pertunjukan, tetapi juga lewat tulisan dan karya,” ungkapnya.
Carma menambahkan, festival tahun ini menargetkan partisipasi luas dari masyarakat Ketapang dan sekitarnya, dengan harapan bisa menjadi momentum kebangkitan budaya yang menyentuh berbagai lapisan generasi.
Beragam kegiatan lain yang akan mewarnai Festival Seni Budaya Melayu 2025 antara lain:
Lomba Syair Gulung (kategori umum, pria dan wanita)
Pawai Mobil Hias dan Astagune
Lomba Gasing Jantung
Lomba Busana Melayu (kategori anak-anak dan remaja, pria dan wanita)
Lomba Dendang dan Senandung Melayu (kategori umum, pria dan wanita)
Lomba Rancang Corak Batik Ketapang (kategori umum)
Lomba Shalawat (kategori ibu-ibu, kelompok)
Dengan rangkaian acara yang variatif, Festival ini diharapkan tak hanya menjadi ajang hiburan dan rekreasi budaya, tetapi juga sarana edukasi lintas generasi dalam memperkuat kecintaan terhadap budaya Melayu sebagai bagian penting dari identitas bangsa.