SYAIR GULUNG TANAH KAYONG SIAP GUNCANG PANGGUNG BUDAYA NUSANTARA

gradasi

Gradasi Ketapang — Dalam upaya melestarikan sekaligus mempopulerkan tradisi sastra lisan khas daerah, Perkumpulan Lawang Kekayun Negeri Matan Tanjungpura akan menggelar Festival Syair Gulung Tanah Kayong 2025 pada bulan November hingga Desember 2025 mendatang di Kota Ketapang, Kalimantan Barat.

Kegiatan akbar ini menjadi momentum berharga bagi masyarakat Tanah Kayong untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal yang sarat nilai sejarah, moral, serta kearifan lokal melalui seni syair gulung — warisan leluhur yang kini kembali bergema di panggung budaya nusantara.

Mengusung tema “Mencintai Negeri Melalui Syair”, festival ini tidak hanya menampilkan pertunjukan dan lomba seni tradisi, tetapi juga menargetkan pemecahan tiga rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) sekaligus, yaitu:

Syair Gulung dengan Gulungan Terpanjang,

Pembacaan Syair Gulung dengan Pembaca Terbanyak, dan

Jumlah Pembaca Syair Terbanyak dalam Satu Kegiatan.

Hakim Surya Putra, S.Pd., M.Pd. Ketua Festival Syair Gulung Tanah Kayong 2025
Hakim Surya Putra, S.Pd., M.Pd. Ketua Festival Syair Gulung Tanah Kayong 2025

Ketua Panitia, Hakim Surya Putra, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi lintas generasi — mulai dari pelajar, seniman, budayawan, hingga masyarakat umum.

Syair gulung adalah cermin nilai-nilai luhur dan jati diri masyarakat Tanah Kayong. Melalui festival ini, kami ingin menegaskan bahwa tradisi bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga inspirasi bagi masa depan,” ujarnya.

Festival Syair Gulung Tanah Kayong 2025 mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan melalui Program Dana Indonesiana, sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam melestarikan Warisan Budaya Takbenda serta memperkuat identitas kebangsaan di tengah arus globalisasi.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya lokal, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran bagi generasi muda untuk mencintai negeri melalui karya sastra dan ekspresi seni tradisional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *